MATERI KHUTBAH JUM'AT ( TEMA ) AMANAH
الْحَمْدُ ِللهِ الَّذِيْ أَنْعَمَنَا بِنِعْمَةِ اْلإِيْمَانِ وَاْلإِسْلاَمِ. وَنُصَلِّيْ وَنُسَلِّمُ عَلَى خَيْرِ اْلأَنَامِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ
أَشْهَدُ أَن لاَّ إِلَهَ إِلاَّ الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُـحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُولُه.
أَللهُمَّ صَلِّ وَ سَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَ عَلَى آلِهِ وَ صَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ
Jama'ah sidang Jum'at yang dirahmati Allah Marilah kita bersama sama Meningkatkan Kualitas Iman dan Taqwa kita kepada Allah Dengan sepenuh hati Dan tekad Yg bulat memurnikan keta'atan hanya kepada Allah.
Pada kesempatan siang hari ini, Khotib akan membawakan satu judul Khutbah yaitu
A M A N A H
Jama'ah sholat Jum'at yang dimuliakan Allah
Amanah adalah Dapat dipercaya atau Memenuhi janji Atau Bertanggung jawab penuh Jika diberikanAtau dipercayakan sesuatu, Secara umum Amanah dibagi menjadi tiga bagian
1. Yang pertama adalah Amanah kepada Allah, Amanah yang paling berat Bahkan Langit ,bumi, Gunung gunung tak sanggup memikulnya Tapi Kita manusia Dengan lantangnya menerima Amanah Allah. Subhanallah Allah sendiri yang mengatakannya Kita ini manusia Dzolim dan bodoh Kita manusia merasa sanggub, Merasa kuat, Merasa bisa, Merasa lebih hebat dari pada Langit, bumi dan gunung gunung, Bahkan banyak diantara kita manusia yang dengan beraninya meminta Amanah, Minta dipilih Jadi pemimpin, Minta dipilih jadi pejabat, minta dipilih jadi ketua Minta dipilih jadi penguasa, Bahkan dengan beraninya merebut Amanah amanah tersebut, Padahal dirinya belum tentu bisa belum tentu sanggup, memikul amanah tersebut.
Ma'assyiral muslimin rahimakuMullah Sungguh manusia terkadang tidak malu malu Berani menambah beban amanah Di pundaknya,Sebagai ketua ini ,sebagai ketua itu, sebagai ketua anu Subhanallah,Terkenal di bumi namun belum tentu terkenal di langit, Mana bisa seseorang dianggap amanah Sementara Amanah yang pertama saja di abaikannya Yaitu Amanah Allah. Semua Perintah wajib adalah amanah Semua larangan yang haram adalah Amanah Sudahkah kita Amanah kepada Allah..?
Ma'assyiral muslimin Rahimakumullah
2. Yang kedua adalah Amanah dari sesama Ini lebih rumit lagi, Bayangkan Dengan kebiasaan kita Sebagai pekerja Apakah kita sudah Amanah Tidak menyalah gunakan apa apa yang di amanahkan kepada kita Jangan jangan soal waktu bekerjapun kita belum tentu bisa amanah, Apalagi amanah yang berupa Uang Hawa nafsu mengajak kita lupakan amanah Setan mengajak kita tunggu apa lagi mumpung ada kesempatan Istri istri yang kurang kuat iman nya, juga membantu kita secara tidak langsung agar Memindahkan amanah itu ke dalam rumah. Seberapa kuat Keimanan kita Seberapa besar takut kita kepada Allah Syukur syukur rasa takut kita kepada Allah jauh lebih besar dari pada rasa takut kita kepada Istri. Terkadang Ketika Amanah amanah yang berupa uang ada di tangan kita, Istri ngajak shoping, Anak minta Motor baru Uang ada di tangan kita Setan nyuruh buru buru mumpung ada. Sementara Iman kita kepada Allah Takut kita kepada Allah Tidak sebanding dengan Hawa nafsu dan keinginan, Kalau sudah seperti ini Jadilah kita orang orang yang tergolong Berkhianat Kepada majikan Kepada pimpinan Kepada siapa saja yang memberikan Amanah.
Inna lillahi wa Inna ilaihi roji'un.
3. Yang ketiga adalah Amanah kepada diri sendiri Yaitu Selalu menjaga kesehatan fisik dan menjaga kebersihan hati.
Masyiral Muslimin rahimaku mullah
Seandainya seseorang itu selalu bersifat Amanah, Niscaya Allah akan menolongnya Walau orang lain ingin menjatuhkan nya. Dalam sebuah kisah diceritakan Ada seorang wanita salehah dari Bani Israil. Wanita ini tidak pernah lalai dalam melaksanakan ibadah (shalat) di awal waktu. Akan tetapi, ia memiliki suami yang tidak taat kepada Allah dan senantiasa melarang dirinya untuk beribadah kepada-Nya. Meski demikian, wanita itu tetap menjalankan ibadah kepada Allah dengan taat dan tepat waktu, tanpa harus menafikan kehadiran suaminya, Pada suatu pagi yang cerah, sang istri sedang menyiapkan sarapan di dapur, lalu sang suami menghampiri dan memberikannya sebuah bingkisan kain kecil. “Aku memiliki satu amanah yang harus engkau jaga,” ucap sang suami sembari memberikan bingkisan yang dilapisi kain kecil. “Apa isinya suamiku?” tanya sang istri penasaran. “Ini adalah sebuah cincin, aku memintamu untuk menjaganya, jangan sampai hilang,” jelas sang suami. Sang istri pun menyimpan cincin pemberian sang suami di dalam laci lemarinya. Tanpa sepengetahuan sang istri, suaminya mengambil cincin tersebut dan membuangnya ke laut, dengan tujuan agar ia memiliki alasan untuk memarahi istrinya karena tak bisa menjaga amanah dari dirinya. Sungguh sebuah rencana yang licik dan jahat. Setelah membuang cincin tersebut ke laut, seekor ikan datang memakan cincin tersebut. Beberapa saat kemudian ikan tersebut tertangkap jaring seorang nelayan. Singkat cerita, ikan itu pun dijual ke pasar. Siapa yang menyangka bahwa ikan yang memakan cincin itu akhirnya dibeli oleh suami wanita itu sendiri. Ketika ikan itu hendak dimasak untuk makan siang, sang istri membersihkan ikan tersebut. Saat perut ikan dibedah, sang istri terkejut bukan main mendapati bahwa cincin pemberian suaminya ada di dalam perut ikan tersebut. Sang istri pun menaruh kembali cincin tersebut di tempat semula. Benar saja, ketika sang istri selesai menyantap makan siang, sang suami menanyakan keberadaan cincin yang ia berikan.
“Apakah kau masih menyimpan cincin itu?” tanya suami.
Mendengar pertanyaan sang suami, sang istri bergegas mengambil cincin tersebut dan menunjukkan pada suaminya seolah tidak terjadi apa-apa.
“Ini wahai suamiku,” ucap sang istri sambil menunjukkan cincinnya.
Sang suami pun diam dan bingung. Ia tak bisa memahami bagaimana bisa cincin yang sudah ia buang ke laut, bisa secara ajaib kembali ke tangannya.
Mashyaa Allah Luar biasa bagai mana penjagaan Allah atas seorang yang amanah.
Allah berfirman dalam surat Al Mukminin Ayat 8
أَعُوْذُ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِِْ
وَالَّذِيْنَ هُمْ لِاَمٰنٰتِهِمْ وَعَهْدِهِمْ رَاعُوْنَ
Wallażīna hum li`amānātihim wa 'ahdihim rā'ụn.
Artinya: Dan (sungguh beruntung) orang yang memelihara amanat-amanat dan janjinya,
Dan firmannya “Sesungguh nya Kami telah mengemukakan amanat kepada langit, bumi dan gunung-gunung, Maka semuanya enggan untuk memikul amanat itu dan mereka khawatir akan mengkhianatinya, dan di pikullah amanat itu oleh manusia. Sesungguhnya manusia itu Amat zalim dan Amat bodoh”. (QS. al-Ahzab:72).
Demikianlah khubat Jum'at ini semoga kita semua yang hadir di sini selalu diselimuti sifat Amanah.
Aamiin
Allahhumma
Aamiin
0 komentar:
Posting Komentar